Sumber: google |
Dan sampai kapan pun, buku akan tetap jadi primadona ilmu pengetahuan yang paling esensial bagi kemajuan peradaban manusia.
Sebuah buku mampu menghadirkan serpihan-serpihan sejarah yang sudah
lama tercecer berabad-abad, seakan menjadi terang benderang, oleh serpihan ilmu
yang berserakan menjadi serangkaian data yang diolah melalui tulisan lalu dibukukan
menjadi sebuah buku sehingga semua itu menjadi peristiwa yang berguna dalam
memberdayakan kehidupan manusia. Maka,
sejarah peradaban manusia sangat bergantung pada catatan masa silam yang sempat
dibukukan dan menjadi sumber imformasi paling menentukan bagi masa depan
peradaban manusia saat ini.
Menjadi Pertualang Intelektual
Mengutip bahasanya
Gola Gong “Menjadi petualang intelektual” bahasa inilah yang paling tepat dalam
pemakaian bagi pecinta buku dan tulis menulis. Sebuah buku lahir dari
perkembangan dan kebutuhan akan pentingnya komunikasi, informasi dan kemampuan
daya pikir manusia, serta kelemahan daya tampung pikiran manusia yang sangat
terbatas.
Kebutuhan akan lahirnya buku bukan berarti mengesampingkan media dan
sumber pengetahuan lainnya, melainkan karena memang sudah menjadi sebuah tuntutan
zaman saat ini. Memang diperlukan sebuah media ideal yang mampu menampung
segala bentuk ilmu dan pengetahuan yang belum tertulis dan dipublikasikan dalam
bentuk kesatuan yang utuh yakni dibukukan menjadi sebuah buku.
Pada zaman kuno
sebelumnya kita mengenal sebuah peradaban buku, tradisi komunikasi masih
mengandalkan lisan pada saat itu. Tak heran jika penyampaian imformasi tentang
certita-cerita, nyanyian, doa atau pun syair masih mengunakan media lisan dari
mulut ke mulut. Sampai pada waktunya manusia mulai memikirkan cara untuk
menuangkannya semua itu dalam bentuk tulisan. Maka hasil tulisan itu lahirlah
apa yang disebut dengan “buku” kuno pada
zaman ketika sarana ilmu pengetahuan masih belum begitu memadai.
Sumber: goole |
Bagi saya
peradaban buku adalah menjadi ciri khas kemajuan manusia dimasa lampau,
disamping menyokong ilmu pengetahuan secara luas, buku juga menjadi cerminan pertualangan
intelektual yang bisa dibayangkan tanpa harus melihat secara lansung dimana
peradaban manusia itu berlansung.
Peradaban buku telah
membuktikan dahsatnya kemajuan pemikiran manusia dalam menyongsong kehidupan
yang lebih dinamis dan progresif. Salah satu cirinya masyarakat berperadaban
adalah dengan adanya tulisan dan bahasa
yang mewakili pemikiran manusia dalam menjalin internal aksi dengan manusia
lainnya (Hablum min ‘nan nas). Dari proses
intraksi itu lah bisa menciptakan sebuah bangunan peradaban buku-buku kuno.
Apa yang disebut
dengan buku kuno ketika pertama kali dikenal belum seperti tulisan yang
tercetak di atas kertas keping-kepingan batu, tulang unta, pelepah kurma itu pada
zaman Nabi Muhammad SAW sampai pada zaman sahabat Khalafaurrasyidin, atau di atas
kertas terbuat dari daun Papirus. Papirus adalah tumbuhan sejenis alang-alang
yang tumbuh di sungai Nil.
Seperti halnya di ungkapan
oleh peneliti sejarah Lew Hee Men, (2000:6) dalam bukunya, sejarah peradaban manusia, menyatakan bahwa pertama kali tulisan yang tersusun
secara alphabet ditemukan di Mesir sekitar pada 1800 SM. Pada awal pertama kali
ditulis di atas kayu dan batu sebelum akhirnya ditulis diatas lembaran papirus.
Kertas papirus bertulis dan berbentuk gulungan yang disebut sebagai bentuk awal
buku kuno.
Pada perkembagan
selanjutnya dunia pembukuan dan budaya tulisan mengalami perubahan yang
signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih kita gunakan
sebagai bahanbaku penerbitan buku. Tidak anyal jika lembaran-lembaran kertas
telah memantik lompatan besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan sampai saat
ini.
Melalui
lembaran-lembaran kertas, beragam pemikiran sudah ditorehkan dan elaborasi ilmu
pengetahuan pun sudah mulai digalakkan. Lompatan besar melalui kertas yang
menghasilkan berjilid-jilid buku dan sampai menjadi cikal bakal lahirnya
sejumlah perpustakaan dan literasi menulis dan peradaban buku.
Kunci pembuka
Sejarah panjang
pembuatan buku mencerminkan sebuah perjuangan panjang manusia dalam mengubah
sebuah peradaban hingga dari zaman ke zaman. Sekarang dunia tulisan dan
pembukuan sudah mengalami perkembangan yang sangat modern, dengan desain yang
lebih menarik berwarna, dan tata letak yang bagus, waktu pembuatan yang
singkat, serta mendapatkan hasil pembukuan yang banyak. Bahkan tehnologi informasi
baru sedang bergerak merubah semua itu melalui jaringan yang lebih distributif
dan tidak sentralistis.
Cobalah kita
berkaca pada masa lalu, betapa membuat tulisan untuk menjadikan buku itu sangat
sulit, memerlukan ketelatenan, ketelitian kesabaran dan pengabdian yang
totalitas dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Maka dari
itu marilah kita menghargai sebuah tulisan dan buku sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Membaca adalah kunci pembuka kemamfatan sebuah buku dan tulisan.
Wallahu A’lam Bissawab.
Ahyar Rosidi, Mantan
Sekertaris LPM Ro’yuna IAIN Mataram 2008-2009 Sekarang Mahasiswa Fakultas
Syari’ah dan aktif di HIMMAH NW.
Mataram, 30/April/2012.
0 komentar:
Posting Komentar