Bagi banyak orang, Bandung berarti
Gedung Merdeka atau Jalan Konfrensi Asia Afrika (KAA). Surganya belanja yang
nyaman, kuliner dan pas untuk jalan-jalan. Sebuah negeri tempat rekreasi deka,
dengan simbol tawa, liburan dan hura-hura. Sehari saya meninggalkan Bogor
(Dramaga) untuk menjelajah rasa penasaran dalam benak kami. Niat kami selain
jalan-jalan, mencoba menuai makna perjalanan hingga menjadi sepenggal catatan
harian ringan.
Hingga pada suatu pagi, saya
bersama Basirun (seorang sahabat karib asal Lombok) menuju Kota Kembang
(Bandung), dengan lima jam perjalanan
menggunakan bus dari Bogor menuju Bandung. Saat itu, bermulalah cerita kami
menapaki Bandung. Bandung adalah bukan kali pertama menjajaki kaki di sana, ini
bisa dibilang yang kedua kalinya. Tapi, kali ini perjalanan di Bandung
istimewa, karena dikasih tumpangan di menginap di Ibis Stayles Hotel, sebuah
penginapan yang dekat dengan jalan KAA. Terima kasih kakak Muhammad Safwan
sudah berhati baik memberikan tumpangan, satu kamar bertiga. Walau pun salah
satu dari kami harus tidur berserekan dilantai hotel. He..he…he… Apa boleh
buat..
Dua hari di Bandung memberikan kami
kesempatan untuk menikmati Car free day, sesaknya di Taman Kota, dan ramahnya
warga Bandung (Neng Gelis). Bandung itu azyiik dengan beragam menu kulinernya,
kata Basirun. Perjalanan ini
menghadirkan sebuah pengalaman dan cerita tersendiri tentang Kota
Bandung. Menjadi bagian dari cerita yang harus diceritakan, walau hannya
perjalanan singkat.
Dalam setiap pengalaman yang
dilalui, akan melahirkan cerita dan pengalaman baru lagi untuk diceritakan pada
orang terdekat kita. Namun, perjalanan di Bandung kali ini sebuah tempat yang
jarang kami dapatkan. Apalagi dengan padatnya jadwal kuliah dan tugas kampus di
Institut Pertanian Bogor (IPB). Bagiku, berada di Bandung adalah selama serai bagian tempat bermula
membuat catatan-catatan sederhana tentang perjalanan kami. Tempat di mana
belajar untuk melepaskan tekanan hidup dan tugas kuliah menumpuk sebagai lelucon.
Saya hannya ingin melukiskan
perjalanan selama sehari di Paris Van Java ini. Bandung memang bukan hannya
cerita tentang tempat Indah dan senyum gadis-gadisnya yang peramah serta kota
yang gemerlap dari hinggar bingar kehidupan kota. Dari perjalanan singkat ini,
saya ingin belajar merangkai kata, meracik kisah-kisah yang sering terlewatkan
begitu saja. Bagi kami, perjalanan ini mengajarkan untuk belajar membingkai
catatan-catatan harian dalam sebuah kebiasaan yang sering dianggap remeh.
Bandung, 4 Oktober 2015
0 komentar:
Posting Komentar