Bagi sebagian orang yang gemar membaca, ia akan menjadi
menyenangkan, takkala toko buku besar seperti, Bookstore Gramedia hadir di tempat tinggal
kita. Apalagi di sebuah daerah, yang jauh dari pusat kota dan belum menjadikan
membaca sebagai sebuah tradisi mencerdasakan sekaligus mencerahkan. Layaknya,
saya yang tinggal di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Beberapa Koleksi Buku Terbitan Gramedia Books, Foto, Ahyar Ros |
Tentunya, untuk mendapat membeli bacaan yang baik (bergizi) dan
berkulitas harus menempuh waktu tiga jam dari Lombok Timur menuju Kota Mataram.
Namun, saya merasa beruntung, ketika saya berkesempatan menempuh studi di
Institut Agama Islam Negeri IAIN (Mataram). Tepatnya 2008, saya resmi menjadi
mahasiswa S1 di Fakultas Syar’ah (Hukum). Dengan terbatasannya bacaan di
perpustakaan kampu, memaksa saya untuk mencari buku tambahan di luar
kampus.
Di sendiri kampus, tidak banyak menyediakan buku-buku terbaru yang
berkaitan dengan mata kuilah. Maka, pilihannya mencari di buku di
luar (emperan). Tapi untuk menemukan buku-buku terbitan toko besar seperti di
Gramedia waktu itu sangat sulit didapatkan. Walaupun waktu, saya belum begitu
akrab dengan istilah Gramedia. Dari mana saya tau cetakan Gramedia, beli buku
agak susah untuk didapatkan waktu itu.
Malu rasanya mengenang masa lalu ini. Jika pun ingin membeli cetakan
buku Gramedia, saya harus pesan online atau bahkan titip pada teman yang
kebetulan ke luar kota (Jawa). Senior saya, Yusuf Tantowi, untuk buah tangan,
ia sering membelikan buku-buku terbitan Gramedia.
Pada awal 2011 Yusuf Tantowi memberi kabar, kalau ia akan ke
Jakarta. Lantas ia pun bilang “Kalau mau dibelikan buku di Jakarta saja, di
sana lebih murah”. Ungkapnya waktu itu . Buku “Changce” karya Guru Besar Ilmu
Manajemen UI, Prof. Rhenald Kasali, yang waktu itu sangat fenomenal dikalangan
para aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para dosen di NTB.
Setelah kembali dari Jakarta, ia membawakan buku “Changce” yang
waktu itu masih terbuka dari bungkusnya dan, saya pun lansung membacanya. Dari
pengalaman membaca buku tersebut. Ini adalah kali pertama, saya membaca
dan mengenal mulai mengenal terbitan Toko Buku Gramedia. Dan setiap kali ke toko
buku kecil (emperan), saya mencari buku-buku terbitan Gramedia, layaknya orang
yang keranjingan dengan Gramedia.
“Kita masih agak kesulitan mendapatkan buku-buku terbitan terbaru
di Lombok. Alangkah senang, jika satu toko buku besar seperti Gramedia bisa ada
di Mataram”. Kata, Yusuf Tantowi saat berdiskusi denganku. Ia banyak bercerita
tentang buku-buku hasil terbitan Gramedia. Kata-kata itu membuat, menjadi
bersemangat untuk membeli lebih banyak lagi buku terbitan Gramedia. Mendengar
ucapan tersebut, saya dengan penuh harapan agar Gramedia ada di salah kota
kecil seperti NTB.
Baru saya menginjak semester 8, tepatnya tanggal, 7 Juni 2013.
Toko Buku Gramedia Lombok diresmikan lansung oleh Wali Kota Mataram, Ahyar
Abduh, Waktu itu. Hari pertama peremian, saya bersama seorang teman,
Turmuzi (Wartawan, Suara NTB, Fathulrahman, (Redaktur Lombok Post), Yusuf
Tantowi (Penulis Muda NTB), Safwan (Budayaan NTB), datang dan pulangnya membeli
bebeapa buku, yang judulnya masih saya ingat seperti, Dangdut, Musik, Identitas dan
Budaya Indonesia, (Andrew N. Weintraub), Garis
Batas, (Agustinus Wibowo), Titik
Nol (Agustinus Wibowo), Entrok (Okky Madasari), Mengarang Itu Gampang (Arsendo Atmowiloto), Berkisah Merah (Ahmad Tohari), dan After Orcard (Margarita’s Chat). Itu lah sebagian
judul yang masih bisa, saya ingat waktu pertama kali membeli ke Gramedia
Lombok.
Member Car Gramedia Books, Foto, Ahyar Ros |
Dalam setiap mingggu selalu, dua kali, bahkan 4 kali datang untuk
membeli buku-buku baru. Karena keseringan membeli buku, seorang kasir
(pelayan) Gramedia Lombok menyarankan saya untuk membuat Member card (Kartu untuk pelanggan).
Tanpa berbagai penjelasan panjang, saya pun lansung mengiyakan untuk jadi
member.
Sejak itulah, saya resmi menjadi Member
card, Gramedia Lombok. Setiap
kali membeli belanja buku, saya wajib mendapatkan diskon minimal 10 persen dari
harga biasa. Dari toko buku Gramedia, Lombok, saya mendapatkan manfaat
sekaligus memudahkan saya untuk lebih cepat bacaan-bacaan bergizi dan
langka untuk di dibaca oleh anak-anak yang tinggal di kota kecil seperti di
Lombok.
Orang seringkali mengukur manfaat itu dengan materi (finance).
Namun manfaat yang terbesar saya rasakan dari, buku terbitan Gramedia dan yang
saya pernah beli dari ratusan koleksi, telah mengantarkan saya, seperti
sekarang ini, (tak pemalu dan cara berpikir lebih terbuka).
Berat, rasanya untuk bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi,
tanpa tersedianya bacaan-bacaan bergizi dan ruang-ruang diskusi. Hingga sampai,
saat ini, saya banyak terbantu oleh buku-buku terbitan Gramedia. Dan manfaat
yang sulit saya percaya adalah, sekolah S2 dengan beasiswa di Institut
Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat. Bisa dibilang itulah nikmat yang tak
henti-hentinya saya syukuri.
Gramedia membangun tradisi baru
Hadirnya Gramedia Lombok di kota kecil ini mendatangkan budaya
baru bagi warga NTB, khususnya bagi para pelajar dan ribuan Pondok Ponsantren
serta sekolah-sekolah di kota ini. Selain itu Gramedia telah menumbuhkan sebuah
kebiasan baru yakni, tradisi-tradisi membaca di pulau Lombok.
Hingga secara
lansung, tradisi tesebut akan berdampak perlahan melonjak pada tingkat
pengembangan Sumber Daya Manusia NTB yang beriman, Berdaya Saing dan Sejahtera
(Visi Misi NTB).
Tentunya keberadaan Gramedia Lombok, tak hannya membangun tradisi
membaca untuk masyarakat NTB, namun Gramedia bisa dijadikan sebagai rumah para
intelektual yang masih haus dengan berbagai refrensi khzanah keilmuan.
Karena
menjadi penanda perkembangnya zaman adalah tradisi membaca, bahkan tidak ada manusia
modern hari ini yang bisa jauh dan besar tanpa buku. Buku seakan tak bisa
dipisahkan lagi dari sebuah peradaban besar manusia. []
Bogor, 31 oktober 2015
KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
BalasHapusdan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
beri 6 angka [486323] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI? bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
insya allah anda bisa seperti saya?menang NOMOR RM 12 JUTA ,
PESUGIHAN DANA GAIB
PESUGIHAN UANG BALIK
DAN PESUGIHAN TUYUL