Mendapatkan impian beasiswa S2
adalah impian sebagian besar orang. Banyak hasil yang membuat mimpi ini terasa
menarik untuk mencapainya, mulai dari kuliah gratis, mendapatkan uang saku,
jalan-jalan dan lain sebagainya. Semuanya akan menyatu menjadi sebuah pengalaman
yang tak terlupakan. Tak semua bisa terbelikan dengan uang, salah satunya
adalah pengalaman mendapatkan beasiswa S2 entahkah itu dalam negeri atau luar
negeri.
Semua orang punya mimpi besar
untuk mendapatkan beasiswa, tapi tak banyak yang bersabar, tekun dan kerja
keras untuk mendapatkan semua itu. Sebagian besar dari pemburu beasiswa
cenderung merasa pesimis, tak bisa bahasa Inggris, dan berbagai alasan lainnya.
Padahal, jika kita mau mengejarnya tak ada istilah “Tidak mungkin” Jika mau
pasti ada jalannya. Tapi ingat kuncinya, belajar dengan tekun, banyak bertanya
dan istiqomah.
Diskusi bareng Kampung Media dan TGB |
Saya termasuk orang yang memiliki
pengalaman berliku untuk mendapatkan beasiswa S1 dan bahkan memenangkan
beasiswa S2. Saat ini oleh Lembaga Penggelola Dana Pendidikan (LPDP) memberikan
beasiswa, hannya dengan modal puluhan tulisan ringan di “Kampung Media”, Walau pun
sebelumnya pernah mendapatkan besiswa Shorts Course Indonesian Australian
Awards, namun saat itu, saya urungkan niat untuk tidak mengambilnya. Saat saya
ceritakan pada orang, lantas mereka heran. Apa itu “Kampung Media”?.
Semua beasiswa itu, tidak saya
dapatkan begitu saja. Saya percaya, kesempatan itu tak datang menyapa begitu
saja, melainkan kita mau mengetuk pintu, dengan begitu pintu pun terbuka.
Semenjak S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. Saya aktif menjadi
anggota organisasi internal kampus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Royu’na)
namanya. Di tempat inilah saya mulai belajar menulis dan ditempa dengan banyak
kegiatan menulis. Saya terbilang tak aktif di kegiatan kemahasiswaan, tapi
banyak belajar diluar, salah satunya di Kampung Media.
Bermula
dengan Kampung Media
Mula mengenal warga Kampung atau
istilah kerennya (Jurnalisme Warga) sejak 2010. Dari perkenalan ini, saya
banyak belajar dengan sahabat di Kampung Media. Termasuk belajar dengan Kepala
Kampung Fairuz Abadi, Muhammad Safwan (Abiantubuh), Ahmad Jumaili (KM.
Tabayyun), Lombok Tengah, dan Rustam (KM.Portal) Mataram. Mereka ini adalah
orang yang telah banyak memberikan bimbingan, hingga pada akhirnya, saya menjadi
salah satu penggelola Kampung Media, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Di
Kampung Media, saya menempa diri dan belajar bersama warga kampung, namun tidak
kampungan. Itu istilah kami di Kampung Media.
Fose bersama warga Kampung Media |
Mungkin anda tak percaya, jika
saya ceritakan bagaimana liku-liku memenangkan beasiswa dengan modal menulis
cerita orang-orang kampung di NTB. Awalnya pun, saya tak begitu percaya, tapi
hasil seleksi menempatkan warga Kampung Media mendapatkan beasiswa S2 dari 32.
000 pendaftar, dari 100 yang dinyatakan lulus seleksi.
Dalam setiap seleksi apa pun itu,
termasuk mengikuti seleksi beasiswa. Menulis di “Kampung Media” adalah senjata
ampuh saya untuk menaklukkan hati pemberi beasiswa. Setiap pembuatan curiculim
vitae (CV), saya wajib cantumkan semua artikel di “Kampung Media” dan artikel
di media lainnya. Tanpa cerita berbihan, tulisan di “Kampung Media” telah mengantarkan
saya dalam memenangkan dua beasiswa sekaligus. Termasuk beasiswa S2 saat ini
Lembaga Penggelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
Republik Indonesia.
Saya ingin berbagi sedikit pengalaman
mengikuti wawancara beasiswa hannya dengan modal tulisan “Kampung Media”, tapi
nanti pada akhir tulisan ini. Awal 2014 Menyelesaikan pendidikan S1, saya telah
niatkan untuk melanjutkan S2 dengan
beasiswa. Mau mengharapkan biaya orangtua. Ah lumayan berat, karena harus
mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Untuk orang kampung sawah pun bisa jadi
taruhan.
Satu minggu setelah menyelesaikan
kuliah S1 di IAIN Mataram. Saya ikut seleksi beasiswa Short Course ke Australia
dan LPDP. Dengan modal kumpulan tulisan artikel Kampung Media, saya
memberanikan diri untuk mengikuti seleksi ini, seraya bersabar menunggu
pengumuman. Al hasil, kedua beasiswa ini
pun penerima semua berkas yang telah saya ajukkan.
Jika boleh jujur, kemampuan
bahasa Inggris yang belepotan seringkali membuat saya tidak percaya diri untuk
mencoba puluhan seleksi beasiswa. Ditambah lagi dengan kuliah S1 yang menghabiskan
waktu 5, tahun setengah. Hal ini membuat makin tidak percaya diri. Saya hannya
berpikir positif, hannya pengalaman menulis dan penggelola Kampung Media. Ya,
hannya itu, tak ada harapan lainnya.
Mulanya, tak yakin untuk
mencatumkan artikel, dalam semua seleksi yang saya lalui. Mendapatkan beasiswa
bukan hannya diperuntukkan bagi mahasiswa pintar, gemilang dengan prstasi
cemerlang (cumlude). Hingga yang
memiliki kemampuan pas-pasan tak bisa mendapatkannya.
Pada satu pemberian Awars Kampung Media |
Oh ya, ini cerita saya
menaklukkan hati pemberi beasiswa (LPDP). Pada saat wawancara, satu pertanyaan
yang tak bisa saya lupakan. “Tolong ceritakan pada saya apa itu “Kampung Media”
dan peran kamu disana?. Lantas saya jawab dengan jawaban sederhana “Kampung
Media” sebuah komunitas orang-orang kampung, namun tidak kampung. Aktivitasnya
menyebarluaskan informasi dan kisah-kisah inspiratif dari kampung untuk
Indonesia.
Sambang kampung (rebuk antar
warga), membangun semangat gotong royong, mendorong warga untuk mengalakkan
ekonomi kreatif dan memberikan cerita serta kisah inspirtif dari kampung.
Selain itu, puluhan tulisan artikel Kampung Media yang sudah diperint, saya
perlihatkan semua. Tak berlebihan, jika LPDP kagum ide-ide kreatif Kampung
Media, Nusa tenggara Barat (NTB). Hal yang sama juga, saya lakukan ketika
mengikuti seleksi Shorts Course Indonesia Australian Awards.
Ini adalah sedikit cerita,
bagaimana berkat aktif di Kampung Media bisa memenangkan beasiswa. Bukan hannya
urusan bagaimana cara memenangkan beasiswa, tapi berbagi kisah dan membangun
NTB dengan cara sederhana, menyebarkan informasi postitif sesuai dengan tag
line Kampung Media, kekuatannya terletak pada halaman tersendiri (Strength and
one fage).
Saya hannya salah satu diantara
yang mendapatkan manfaat dari Kampung Media, masih bayak lagi warga Kampung
Media menerima manfaat itu, Lukman Hakim guru kaki Gungung Rinjani, dinobatkan
sebagai tokoh pilihan yang menginspirasi Indonesia oleh Astra dan Kick Andy di
Metro TV, Ahmadi Jumaili meraup dollar dari Bisnis Madu, Habiburrahman dengan
Kampung Wisatanya, Muhammad Safwan dengan penghargaan karya seninya dan Kepala
Kampung, Fairuz Abadi ke Australia dan Perancis.
Semuanya itu berkat Kampung
Media. Dan masih banyak lagi yang anggota Kampung Media yang telah merasakan
manfaat itu. Saat ini, saya pun telah merasakan manfaat itu, dengan menerima
beasiswa S2 penuh dari LPDP dan Kementerian Keuangan RI. Terima Kasih Kampung
Media, dan buat teman-teman Kampung Media teruslah menyebarkan informasi walau
hannya satu kalimat. Wallahuam bisawab.
Bogor, 30 Agustus 2015
0 komentar:
Posting Komentar