Novel laris The Alchemist karya sastrawan Brasil, Paulo Coelho; sumber google |
“Man’s most pressing task
today is the elevation and reformation of his inner spiritual life. This is
what I call the human revolution”. By Ikeda & Peccei
Siapa yang sudah membaca novel fenomenal The Alchemist salah satu karya sastrawan Brasil Paulo Coelho? Karya fiksi
tersebut penuh dengan metafora, sehingga pesan yang ditangakp oleh pembaca bisa
berbeda-beda. Tergantung cara pandang anda mengambil makna dibalik setiap
kata-kata di novel tersebut. Tokoh dalam cerita tesebut bernama Santiago,
seorang pemuda pengembala.
Karena mempercayai mimpi
yang ia lihat dalam tidurnya, Santiago pun meninggalkan kampung halamannya. Ia melewati
berbagai negeri, menyebrangi lautan, berjumpa dengan banyak orang, merasakan
jatuh cinta, hingga terdampar disebuah negeri asing piramida-piramida raksasa.
Di negeri inilah ia
mengalami kemalangan: digebukkin, gerombongan para penyamun. Para penyamun itu
sempat mengintrogasi, berharap menemukan sesuatu yang berharga dari si bocah
pengembala.
Dalam kondisi babak belur, Santiago pun menceritakan mimpi dalam
perjalanannya.
Sang kepala
penyamuntertawa saat mendengar keyakinan Santiago pada mimpi yang dilihatnya. Tak
disangkanya ada anak manusia yang menempuh jarak demikian jauh dan dan
mengadang resiko yang demikian besar hannya bermodal keyakinan. Sebelum perg,
kepala penyamun itu berkata, bahwa ia pernah mengalami mimpi serupa.
The Alchemist sumber; google |
Dalam mimpinya ia disuruh
pergi ke negeri sapanyol, mencari sebuah Gereja yang terbengkalai dengan sebatang
pohon sycamore di dekatnya. Suara di
dalam mimpinya berkata bahwa di bawah akar-akar pohon itu ia akan menemukan
harta karun. Cukup detail ia mengambarkan mimpinya hingga membuat Santiago terkagum-kagum.
Gambaran pohon dan gereja itu benar-benar mirip dengan tempat ia biasa
menggembalakan dombanya.
Tak menunggu lama, Santiago
bergegas pulang kampung halamannya. Dengan semanggat digalinya tanah dibawah
pohon tua itu. Dan ternyata, harta karun itu benar-benar ada di sana.
Harta Karun di dalam diri kita
Kisah Santiago di atas
memiliki pesan sangat dalam. Betapa banyak manusia yang mencari “mimpi” di luar
sana, sementara jawabannya sebenarnya ada di dekatnya, di dalam dirinya. Pesan serupa
disampaikan pula oleh Ikeda dan Peccei (1984) dalam bukunya “Before it is too
late”. Mereka menyesalkan banyaknya manusia yang fokus pada hal-hal yang
sifatnya eksterior dalam upaya mencapai kebahagian.
Daisuke, menyakini bahwa
revolusi dahsyat ada di dalam diri seorang manusia akan bisa mengubah nasib
sebuah bangsa, dan lebih jauh lagi, mengubah nasib seluruh umat manusia. Inilah
yang kita namakan human revolution.
Dialog dengan diri
sendiri akhirnya menghasilkan sebuah misi hidup yang kita yakini menjadi
landasan setiap perbuatan. Hingga singkat cerita sandiago bisa menempuh
mimpinya, disebabkan ia memiliki, kepercayaan pada dirinya (self-confident) kemampuan
memotivasi diri (self-motivation). Kita percaya mimpi itu harus diperjunagan
bukan untuk diratapi dengan air mata.
Jogjayakarta, 28 Desember
2014
0 komentar:
Posting Komentar