Salah satu pesawat Air Asia di Bandara Internasional Adi Sujipto, Jogja. Foto; Ahyar ros |
Sudah hampir dua minggu saya berada di Jogja, langit dipayungi
awan hitam. Terbilang setiap hari Jogja terguyur hujan, sampai angin kencan
sempat menumbangkan pohon mangga ibu kost temanku. Musibah tak terduga,
tanggal, 28 penghujung bulan Desember 2014, informasi jatuhnya pesawat Air Asia
QZ8501 mengagetkan kita semua.
Selang 10
menit, saya mengambil Handpone untuk mengecek puluhan mentions twitter masuk
yang belum sempat terbaca. Memang beberapa hari ini jarang sekali getwiit, apalagi
sampai membuat twiit terbaru. Jatuhnya Air Asia menjadi trending topic paling hangat
memikat ribuan pengguna twiter dan facebook di jagad raya.
Tak aneh jika ucapan
belasungkawa dan harapan semua penumpangpun muncul dalam berbagai hastaq
seperti, #prayforAirAsia dan #AirAsia8501. Membaca ramainya pembicaraan di sosial media, membuat
saya menjadi merinding membayangkan semua penumpang terdiri dari para orang tua,
muda dan ada yang masih terbilang bayi.
Pesawat Air Asia, foto: Ahyar ros |
Bahkan yang mengejutkan lagi empat
orang diantara penumpang tersebut adalah warga, Ampenan, Kota Mataram, Nusa
Tenggara Barat (NTB). Tempat asal muasal saya. Sampai tanggal 29 Desember kabar tentang tim evakuasi pencarian
penumpang pesawat Air Asia 8501 perbangan dari Bandara Juanda (Surabaya) menuju
Singapura (Cangi) ini belum satu pun bisa ditemukan.
Ketika saya keluar mencari
surat kabar kompas dan membacanya, tidak satu pun informasi saya jumpai tentang
penemuan pesawat tersebut. Kejatuhan pesawat ini, membuat perasaan saya ketar-ketir
menuju Jakarta. Awalnya saya harus pakai pesawat, karena kabar jatuhnya peswat
Air Asia, akhirnya saya menjatuhan pilihan mengunakan angkutan darat dengan menaiki Bus
Sapari Dharma.
Soal ketar-ketir itu tidak hannya dialami diriku, namun
dirasakan oleh ratusan penumpang di terminal Bus Tembobol Yogyakarta. Berkumpul diruang tunggu, pesawat jatuhnya Air Asia masih
menjadi isu paling digemari. Dari penjual rujak, sate Madura yang sedang
menjajakan jualan, menjadikan Air Asia trending topic hangat. Ditengah kehangatan
isu jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501.
Sebelum bus menuju terminal Lebak Bulus,
(Jakarta). Saya berharap semua penumpang bisa terselamatkan. Seperti dugaan sebelumnya, tak akan menjadi trending
topic, Jakarta pun lebih hangat. Dari knektur metro mini, bajai dan tukang ojek
masih membicarakan hal sama. Dalam
keramaian itu, saya menjumpai satu perasaan yang begitu khas dengan kita
sebagai julukan Nusantara.
Yakni, “rasa peduli antar sesama” saling mendoakan
ketika ditempa musibah, tanpa kita pandang dari mana asal muasal mereka. Kejadian
ini seakan menjadi pertanda kita masih saling cinta dan rindu dengan hidup
tentram saling bersama. Semoga doa kita semua meringangkan langkah semua
penumpang pesawat Air Asia QZ8501.
Jakarta, 31 Desember 2014
0 komentar:
Posting Komentar