Kenangan KKP (foto: Ahyar) |
Gola Gong, ia pernah
berkeliling Asia, dan menceritakan pengalamannya dalam bukunya yang berjudul The
Journey from Jakarta to Himalaya. Buku ini merupakan ‘daur ulang’ dari buku
sebelumnya yang berjudul Perjalanan Asia. Selain Mas GG juga, ada cukup
banyak penulis yang menceritakan pengalaman mereka dan membukukannya. Misalnya,
The Naked Traveler (Trinity), Ciao Italia: Catatan Petualangan Empat
Musim (Gama Harjono), Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1000 Dolar
(Marina Silvia K), Independent Traveling (Agung Basuki), juga Edensor
(Andrea Hirata) yang merupakan buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi dan yang terbaru Mimpi Sejuta Dollar oleh
Merry Riana.
Atau, mungkin perlu juga membaca catatan-catatan
perjalanannya Gerson Poyk. Dia adalah reporter Indonesia terbaik dalam
dasawarsa 1980-an. Dua tahun berturut-turut ia memenangkan hadiah Adinegoro.
Mau contoh hasil reportasenya? Ini dia:
“Dari Jogja saya naik kereta api jurusan
Surabaya. Mula-mula penumpangnya sedikit tetapi dalam perjalanan penumpang naik
sedikit demi sedikit sehingga penuh padat. Di setiap stasiun kereta api. Saya
masih ingat, beberapa mbakyu pedagang batik duduk di sekitar saya dan mereka
kucing-kucingan dengan kondektur. Kalau karcis diperiksa, mereka pura-pura tidur
sehingga kondektur lewat saja. Barangkali melihat tampang mereka cukup manis
dan pakaian cukup bersih, sang kondektur mengira mereka tidak kekurangan uang
untuk membeli karcis. Dalam kereta itu saya berkumpul dengan sesama orang kecil
Republik Indonesia. Mereka tidak tahu bahwa saya seorang wartawan yang baru
saja ikut rombongan presiden dan karena tidak mau segera pulang ke Jakarta
dengan pesawat terbang, akhirnya kehabisan uang. Tetapi perjalanan ini sangat
menyenangkan. Yang tidak menyenangkan adalah isi kantong saya. Terus terang
saja,(Ahyar, Jogja 1 Maret 2012).
Dikusi menulis (Foto: Ahyar) |
Seperti halnya Gerson Poyk atau penulis lainnya,
Anda bisa juga menuliskan semua pengalaman yang Anda ingat. Jika orang lain
saja yang sama-sama makan nasi bisa menuliskan pengalamannya dengan baik,
seharusnya kita juga bisa. Saya sendiri, hehehe.. jadi malu. Saya belum
menuliskan catatan perjalanan sebagai bagian dari pengalaman hidup saya. Tapi
saya pernah menulis buku Bangkit Dong, Sobat! yang merupakan memoar saya
tentang perjalanan hidup saya berkaitan dengan orang tua, teman, sekolah,
pekerjaan, bahkan dakwah.
Bagi saya, menceritakan kembali sebuah pengalaman
rasanya bukan sekadar mengenang romantisme masa lalu, tapi lebih dari itu:
memberikan informasi dan berbagi inspirasi. Siapa tahu, pembaca buku-buku saya
berhasil menangkap pesan dari semua pengalaman yang saya tulis dan dibukukan
tersebut.
Beberapa catatan perjalanan sempat juga saya
tulis dan saya bagikan di blog ini. Misalnya: Voice of Islam di Bumi Ruai Jurai; (Sudah Pasti) Ketinggalan Kereta; dan Menabur Cinta Menuai Bahagia. Jika Mas Gola Gong menceritakan perjalanannya
dengan detil dan menarik dalam buku yang ditulisnya, maka saya hanya
menceritakan hal-hal yang saya alami dengan seperlunya saja. Maklum, Mas Gola
Gong menceritakan pengalaman menjelajah 8 negara selama 9 bulan.
Dimulai dari
Malaysia, kemudian Thailand, Laos, Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan. Dari
September 1991 hingga Mei 1992. Pasti banyak cerita didapatkannya. Bukan
sekadar menuliskan perjalanan biasa dan serunya menelusuri letak geografis,
tapi Mas Gong ‘mengajari’ kita bagaimana menumbuhkan semangat dan berserah
diri.
Inspiratif
Inspiratif
Oya, saya hampir selalu merasakan kesenangan
ketika menulis perjalanan hidup saya, termasuk membaca catatan perjalanan
penulis lain. Sebab, saya merasa menemukan inspirasi yang tak habis-habisnya.
Gaya bertutur tiap penulis dalam menceritakan pengalamannya pasti berbeda.
Di
situlah ilmu yang saya dapatkan dari membaca buku-buku mereka. Termasuk, tentu
saja saya sendiri menulis dengan gaya penulisan yang biasa saya gunakan serta
‘campuran’ inspirasi dari para penulis lain. Rasa-rasanya, kini Anda pun bisa
melakukannya. Bahkan bisa jadi lebih baik dari yang pernah saya tulis, atau penulis
pendahulu lainnya.
Selamat menulis pengalaman Anda. Ya, Anda bisa
bercerita tentang diri Anda dengan menuliskan pengalaman Anda. Tuliskan semua
kenangan yang masih melekat, agar orang lain mengetahui diri Anda dari sumber
aslinya, yakni Anda sendiri. Pada bagian ini, saya jadi teringat pernyataan Mr
Muhammad Roem:
“Mulailah menulis tentang dirimu dan sekitarmu. Jika tidak, maka orang lainlah yang akan menuliskannya (sesuai versi mereka sendiri)”
“Mulailah menulis tentang dirimu dan sekitarmu. Jika tidak, maka orang lainlah yang akan menuliskannya (sesuai versi mereka sendiri)”
Jadi, silakan menuliskan pengalaman Anda dengan
sebaiknya.
Menulislah dan jangan takut salah. Ceritakan pengalaman Anda
semenarik mungkin, agar orang bisa belajar dari pengalaman yang Anda rasakan.
Berbagilah dengan menuliskan pengalaman Anda. Karena berbagi tak akan pernah
rugi.
0 komentar:
Posting Komentar