Strategi Menulis Seorang Sahabat


Kalau kita sudah terbiasa menulis, akan makin jelas bahwa menulis itu membutuhkan strategi. Strategi ini merupakan sebuah kumpulan cara-cara praktis ini diperlukan agar kita mencapai tujuan yang kita tetapkan sebelumnya. Sebetul secara sederhana, strategi menulis bisa menjadi perdebatan panjang dikalangan para penulis. Namun tidak bagi seorang sahabatku, Turmuzi.

Karena masing-masing orang punya tafsir berbeda tentang menulis ini. Al-hasil bertandanglah saya ke rumah seorang sahabat di pendalaman Lombok Tengah. Dari pertemuan bersamanya, paling tidak saya mendapat enam strategi yang membuat saya terkagum-kagum dengannya.
Pertama, menulis apa yang hendak kita tulis kemudian apa temannya? Kedua, kenapa tulisan tersebut dibuat dan siapa saja target pembacanya?  Ketiga, bagaimana cara pengumpulan datanya. 

Bermula tulisan di bulletin 
Dari bacaan pengamatan di internet, lapangan dan lain sebagainya? keempat, bagaimana menyeleksi bahan-bahan tullisan agar mudah dipahami pembaca (khalayk)? Namanya strategi, jarang sekali yang sempurna sejak awal. Harus harus terjun ke lapangan untuk mencoba cara ini dan kemudian untuk dipaham bagaimana cara yang efektif  dan  cara yang mengecewakan. Namun berbeda dengan strategi yang saya pergunakan ketika hendak menulis. Saya menulis apa yang hendak ingin ditulis.

Setelah ditullis, makanya saya membaca dan memikirkan kata-kata yang telah ditulis. Lalu saya, perkaya dan tambah kurang agar lebih menarik dan komunikatif. Kadang saya kritik sendiri dengan mengunakan buku-buku bacaan yang relevan. Lalu kemudian strategi anda bagaimana?

 Mataram 27 Mei 2015


0 komentar:

Posting Komentar

 

Translate

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author