Apa Menariknya Film Guru Bangsa


Nama Hadji Oemar Said  atau sapaan akrabnya (HOS Tjokroaminoto. Tiba-tiba tampil dengan menghendak dahsyat di film layar lebar (bioskop). Waktu itu, saya sedang berada di Bogor, salah seorang teman pun begitu penasaran dengan kisah  Tjokroaminoto. Basirun namanya, ia lantas mengajak saya ke Botani Square untuk menonoton film Sang Guru Bangsa.  

Bagi saya film guru bangsa ini adalah dari kesekian fakta yang berkelindan dalam pentas sejarah pergerakan dan pendidikan Indonesia. Ada drama kehidupan, pergerakan sosial, dan ada pula sepenggal kisah asal-usul sebuah bangsa. 

Mesti ceritanya mudah-mudah sulit untuk dicerna karena karena kalimat panjang. Film ini dengan jelas memberikan gambaran sosok seorang Hadji Oemar Said (HOS Tjokroaminoto). Seorang pelopor pergerakan dan guru yang melahirkan orang-orang hebat yang kelak menjadi pemimpin bangsa ini.

Film ini bagaikan lembaran-lemabaran sejarah yang dituangkan menjadi serangkaian gambaran hidup. Kisah kehidupan pribadi seorang tokoh Tjokroaminoto yang selama ini hampir tidak pernah muncul dalam pentas sejarah bangsa ini.  

Film ini menariknya cerita menjadi lebih humanis dan berwarna. Sosok Tjokroaminoto seorang keturunan ningrat yang peduli pada rakyat mereka orang kecil (jelata), dibangun sejak awal cerita. Tjokroaminoto digambarkan nakal dan pemberani.

Ia mengobati luka seorang anak yang disiksa majikan penjajah Belanda. Membalas hinaan belanda yang memanggil anak monyet kepada anak pribumi, serta ia tidak segan membantah perkataan seorang guru bangsa. Kegelisahan terhadap rakyat, nasib rakyat yang tertindas dan peras dipicu sebuah pesan “De islam is de godsdienst van de amen en de verdrukten”) Islam adalah agamanya kaum miskin kaum miskin dan yang ditindas).

Pesan ini mendorongnya untuk menekankan ia dalam pemberdayaan pada pedagang muslim yang melibatkan terhadap hak-hak ekonomi dan sosial politik masyarakat pribumi. Hingga pada satu titik ini pemikiran, tentang bangsa ini yang harus memiliki pemimpin sediri yang berjiwa kesatria (pemberani). Meski pun setuju berpolitik untuk mecapai tujuan Tjokroaminoto menghindari jalan kekerasan. Pikiran modern dengan kaki yang menjejaki bumi.

Sikapnya moderat sehingga tak jarang dianggap lambat. Namun Tjokroaminoto” menghidupkan kembali ruh pergerakan melalui Sarekat Islam. Organisasi ini dilengkapi dengan koperasi dan surat kabar, idenya, politik dan ekonomi berdikari untuk mencapai tujuan bersama.

Alur bergerak dalam perpaduan maju dan mundur dengan cerita pilihan dari periode paling penting bagi Tjokroaminoto. Misalnya pada tahun 1921 ketika Tjokroaminoto ditahan belanda karena tuduhan menjadi dalang kerusuhan di Garut yang kemudian tidak terbukti. Dari gambaran ini ditarik ke belakang ke masa Tjokroaminoto merintis keterlibatan dalam pergerakan. 

Pokok-pokok pikiran Tjokroaminoto terbaca di tengah perubahan saat ini, di mana kita mendambakan sosok pemimpin seperti Tjokoroaminoto. Pastikan anda tidak penasaran dengan film Guru Bangsa, tunggu kapan lagi yuk tonton.
Bogor, 13 April 2015



0 komentar:

Posting Komentar

 

Translate

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author