Berziarah ke Masjid Bayan (Wetu Telu)


Ketika pagi, saya menuju masjid tua Bayan di kabupaten Lombok Utara (KLU). Jaraknya  sekitar 30 km dari Kota Mataram. Suasana masjid Belek Bayan sangat tenang dan sepi. Saya pun masuk lewat pintu depan gerbang. Masjid ini menjadi salah satu daya tarik wista yang diminati wistawan domestik dan mancanegara. Pengunjungnya tak hannya menganut Islam wetu telu yang datang berziarah, tetapi juga mereka ingin mengetahui sejarah dahulu Islam di Lombok.

Masjid Belek Bayan didirikan oleh Syekh Gaus Abdul Razak, salah seorang penyebar agama Islam terkemuka di Bayan. Pada abad ke 16, masjid ini berbentuk bujur sangkar dengan ketinggian dinding sekitar 125 cm. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu belah berdiri di atas pondasi batu setinggi pingang orang dewasa.

Sementara, atap masjid Belek Bayan berbentuk seperti meru dan dipuncaknya terdapat hiasan kayu yang terbentuk seperti mahkota. Bentuk, bangunan atap ini masih mengambarkan pengaruh Hindu-Jawa yang telah datang sebelum Islam disebarkan di Lombok. Di depan masjid, tepatnya sebelah utara pintu masjid, terdapat sebuah gentongan air yang terbuat dari tanah liat. Gentong didudukan dan diikat pada pohon Kamboja. Konon Gentong tersebut berfungsi untuk meyirami air wudhu waktu dulu hingga sekarang.

Untuk memasuki masjid harus menundukan kepada dengan rendah. Di dalam masjid berlantai tanah dan didalamnya terdapat beduq tua berukuran besar masih tersimpan baik di dalamnya. Empat tiang peyangga masjid ini melambangkan persatuan empat desa yang turut membantu dalam membangun masjid Bayan Beleq. Ada juga dapat melihat dua hiasan berbentuk ikan dan burung terdapat di bagian atas kayu penyangga-penyangga tersebut.

Masjid Bayan Beleq, foto: Fathul
Setiap hiasan memiliki makna masing-masing. Selain itu juga bisa melihat hiasan pohon, telur Ayam, dan Naga bergantung di atas mimbar. Pada badan naga terdapat tiga burung yang melambangkan Islam wetu telu. Islam Wetu Telu adalah ajaran yang berpegang teguh pada tiga hal dalam menjalani kehidupan yaitu, agama dan pemerintahan. Wetu Telu juga merupakan refleksi dari asal usul keberadaan manusia di bumi yang terlahir karena kehendak tuhan melalui ayah dan ibu sebagai perantara.

Selain bangunan masjid sebagai bangunan utama, kita juga melihat enam bangunan yang mengelilinggi masjid Bayan Beleq. Ukuran keenam berbeda-beda. Di dalam bangunan yang juga berdinding bambu, ini terdapat makam-makam para pendahulu muslim masjid Bayan Beleq. Kita juga bisa melihat empat makam yang berdiri tidak beraturan dan memiliki ukuran yang berbeda-beda disebelah selatan.

Di bawah makam tesebut dikebumikan diantaranya warga pertama Bayan yang masuk Islam dan penyebar Islam pertama di Bayan. Setelah melihat bangunan peninggalan Islam yang membawa kita pada peradaban Islam masa lalu. Bayab Beleq dan benda seni khas Lombok lainnya. Masjid Bayan Belek menjadi saksi sejarah penyebaran agama Islam di Gumi Lombok. Kalau anda bertandang ke Lombok singgahlah ke masjid “Bayan Belek”.

Mataram, 23 Mei 2015 


0 komentar:

Posting Komentar

 

Translate

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author