Sepengal Kisah Belajar Bahasa Inggris di LBI UI


Setelah shalat isha, kuhemaskan badan dikursi panjang sambil membaca kembali buku, Prepare TOEFL Logman. Buku ini merupakan bacaan wajib bagi peserta pelatihan bahasa Inggris di LBI Universitas Indonesia.  ‘’Jika hendak mendapatkan skor TOEFL tinggi, maka kalian wajib membaca buku ini dan kalian bisa pelajari sendiri tanpa tutor, that’s right”. Kira-kira begitulah ucapan salah seorang tutur, Mr. Herland, panggilan akrabnya. 

Ia tutor yang selalu membuat saya (teman kelompok E) ketawa sampai terpingkal-pingkal di LBI UI, Salemba, Jakarta. Saya mulai berjibaku dengan buku dan soal-soal TOEFL berbahasa Inggris bersama 97 peneima beasiswa Lembaga Pengglola Pendidikan (LPDP) sejak tanggal awal Oktober 2014. Terbilang enam bulan saya belajar bahasa Inggris bersama, sebagai selingan menghilangkan rasa jenuh. 
Makan bersama  kelas E di KFC Salemba,
Foto Ahyar ros
Saya meluangkan waktu, bermain futsal, diksusi bersama dalam mengerjaakan soal-soal practice TOEFL bahkan sampai persiaan soal test ITPBelajar persiapan bahasa di UI memang diutamakan bagi penerima beasiswa Afirmasi daerah 3T (Tertinggal, terluar dan terdepan). Karena pertimbangan pemberi beasiswa, sebagian besar dari penerima beasiswa masih lemah dalam pengusaan bahasa inggris. 

Saya pun tak menafikan hal itu, bahkan sebagian besar dari kami mengalami kesulitan dalam materi Listening, Structure and Reading. Bukan kah begitu teman-teman persiapan pelatihan bahasa UI kelas E? Dibandingan training lain yang pernah saya ikuti, pelatihan di LBI terbilang paling lama selama enam bulan. Seperti biasa, saya harus masuk kelas jam 8.00 hingga waktu sore 4.00 WITA. 

Sudah bisa dibayangkan bagaimana panasnya pantat kami dan pusingnya kepala tujuh keliling. Namun saya selalu percaya dibalik lelah dan panasnya pantat itu, akan ada butir-butir hikmah kesuksesan besar yang menanti, sukses itu tersembunyi dalam ketekunan dan kerja keras. Tuhan tak pernah diam dengan segala usaha hambanya.

Pertemuan terakhir di LBI UI,
Foto, Ahyar ros
Ada pepatah bijak mengatakan, hidup itu indah bila kita tahu cara menjalaninya. Namun terkadang, tahu cara menjalaninya saja masih tak cukup membuat kita mampu menjalani hidup dengan cara yang baik dan membuatku kita bahagia. Ambil contoh misalnya, hampir setiap orang tahu bila surga itu untuk orang-orang yang selalu berbuat baik dan neraka merupakan balasan untuk orang yang berbuat jahat.

Tetapi, didalam kenyataannya masih kita temui orang-orang yang menjauhi surga dan mendatangi neraka. Bahkan, kalau kita tanyakan kepada mereka,”Kamu mau masuk surga atau neraka?” Jawaban mereka pasti,”Surga!.” Ini juga menunjukkan, walaupun orang sudah memiliki pengetahuan tentang sesuatu, mempunyai keinginan untuk memilikinya, tidak serta merta mampu menggerakkan seluruh anggota badan dan pikiran kita untuk bergerak menuju hal tersebut.

Pertama, Belajar dari pelatihan bahasa ini, saya dipertemukan dengan keluargaa baru yang datang dari ujung barat serabi mekkah (Aceh) sampai ujung timur Papua. Pada mulanya beberapa hari setelah perpindahan dari Jogja menuju ibu kota Jakarta. Setiba di LBI UI, saya merasa sulit beradaptasi dengan peserta penerima beasiswa Afirmasi. Ketika didalam kelas membahas soal TOEFL, saya lebih banyak memilih diam, ketimbang bersuara lantang untuk mengemukakan pendapat.
Jalan bersama ke Pasar Apung, Bogor
Foto, Ahyar ros
Kedua, satu kelas dengan mereka berbeda daerah, keyakinan dan suku bangsa, mengajarkan saya bahwa Indonesia begitu kaya dengan suku bahasa mau pun etnis. Kendati keadaan berbeda, tak membuat kami saling bertentangan satu sama lain. Perbedaan itu seakan membuat kami agar senantiasa saling peduli, menguatkan tengang rasa dalam satu tujuan yang sama. 

Ketiga, saya merasa beruntung telah bertemu dengan manusia-manusia yang menginspirasi hidup dan perjalanan saya yang penuh dengan mimpi-mimpi untuk digapai. Saya tak bisa menahan rindu pada mereka, Ketika jauh dan waktu memisahkan, lantas suatu saat kelak. Saya akan bercerita pada anak cucu, bahwa saya punya sahabat dan keluarga dari Aceh dan Papua.  
Jakarta, 10 April 2015

1 komentar:

  1. inspiratif kaak kisahnya
    jika berkenan, bisa berbagi email kah? semisal ebook atau apapun
    medysneu@gmail.com

    thanks, see u o top :)

    BalasHapus

 

Translate

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author