Menulis dengan Ide yang Kering

Hannya Ilustrasi

Duduk menyendiri, mematung, termangu memandang layar putih, bias sinarnya malah menyilaukan mata, sedang isi kepala demikian kering kerontang. Ide yang biasanya berkeliaran, kini seolah enggan untuk singgah di peraduan pemikiran, lalu turun didermaga hati untuk kemudian ku titahkan kedua tanganku, untuk mengejawantahkan dalam pesona indahnya tulisan.

Bergelut dengan keseharian yang demikian menjemukan, seolah telah berhasil membuntukan kreativitas, mengeringkan ide, menggersangkan pemikiran.Tak ayal, sering pula harus demikian sulit untuk sekedar menuliskan apa yang dirasa, apa yang dilihat, apa yang terjadi?. Karena yang ada hanya sebuah serial hidup yang begitu stagnan dan mati langkah.

Kreativitas yang terus memberondong dikala hati begitu berbinar-binar bahagia tentu adalah sebuah nilai tambah untuk memberikan semangat dalam menulis, tapi ketika hati tengah dirundung nestapa, karena bermacam-macam derita yang mendera, dan menyita habis perhatian hati dan pikiran, maka rasanya begitu sulit untuk mendapatkan ide menulis.

Bagi saya, menulis masih sangat tergantung dengan kondisi kejiwaan, hati sangat sulit untuk dibohongi, meski dengan cara apapun, jika hati belum menemukan ketenangan maka, mau dipaksakan bagaimanapun, tetap nihil rasanya. Ide itu tetap saja takkan pernah datang, meskipun datang dia hanya sebentar, lalu begitu cepat berlalu.

Menulis memang tidak mudah, tapi juga tidak sulit, semuanya hanya butuh proses untuk membiasakan diri. Tak perduli terhadap apapun yang sedang terjadi, dan apapun yang sedang di alami. Karena itu persis untuk bisa membuat kita berdiri tegak sebagai orang yang bijaksana.

Penulis aktif di Menulis Komunitas Kampung Media (www.kampung-media.com), Kompasiana.com & www.ahyarrosi.blogspot.com. tweeter, @AhyarRos. HP (081 907 410 437)



0 komentar:

Posting Komentar

 

Translate

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author